oleh

Pengacara Terkemuka Pakistan Ditembak di Dalam Gedung Pengadilan

Editor:

NASIONAL, Jendela Satu— Sebuah insiden penembakan kembali mengegerkan dunia internasional.

Pasalnya, seorang pengacara terkemuka Pakistan dan aktivis hak asasi manusia (HAM) dikabarkan ditembak di dalam sebuah gedung pengadilan di kota Peshawar, Pakistan.

Latif Afridi, dikenal sebagai mantan anggota parlemen yang telah menjadi pengkritik vokal atas dugaan campur tangan militer yang kuat dalam politik Pakistan dan militansi Islam.

Selain itu, Pengacara Abdul Latif Afridi (79) juga pernah menjabat presiden asosiasi pengacara Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Juga:  Trend Balapan Lari Merambak di Kabupaten Sinjai

Berdasarkan informasi ia ditembak sebanyak enam kali di ruang istirahat Pengadilan Tinggi Peshawar.

Hal itu diungkapkan oleh petugas Polisi ibu kota, Muhammad Ijaz Khan.

“Abdul Latif Afridi mantan presiden asosiasi pengacara Mahkamah Agung Pakistan, ditembak enam kali di ruang istirahat di Pengadilan Tinggi Peshawar,” katanya seperti dilansir dari CNN (16/01/2023).

Khan mengidentifikasi tersangka sebagai pengacara junior Adnan Sami Afridi (24) tidak terkait langsung dengan almarhum Afridi, dan mengatakan dia ditahan.

Baca Juga:  Tokoh Pemuda Sinjai Barat Siap All Out Menangkan Muallim Tampa

Sementara itu, Saksi Hayat Roghani mengatakan tersangka pria bersenjata itu mengangkat tangannya untuk menyerah setelah penembakan.

“Pria bersenjata itu mengangkat tangannya untuk menyerah setelah penembakan, dengan mengatakan dia telah membalas dendam atas kematian ayahnya,”ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Polisi bahwa pria bersenjata yang diduga mengatakan itu adalah pembunuhan balas dendam.

“Ayah tersangka, pengacara Samiullah Afridi, dibunuh oleh pria bersenjata tak dikenal pada 2015. Saat itu, dua kelompok militan mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Afridi, yang bekerja untuk dokter yang membantu CIA mencari Osama bin Laden,” tutur Khan.

Baca Juga:  Baleno Lovers Community Chapter Sulsel Resmi Terbentuk, Ini Visi Misinya

CNN juga melaporkan bahwa pengaturan keamanan di pengadilan sebelumnya telah dipertanyakan, terutama setelah seorang remaja laki-laki menembak dan membunuh seorang warga negara AS asal Pakistan yang diadili atas tuduhan penodaan agama di dalam ruang sidang pada tahun 2020.

Meskipun kontingen polisi yang berat biasanya dikerahkan di pengadilan Peshawar, namun pengacara tidak digeledah saat masuk.

Penulis: Firdaus

Komentar