SINJAI, Jendela Satu— Abung, berusia (60) tahun, masih setia dengan profesinya sebagai penjual roti keliling dengan lintas Kabupaten.
Ia mengaku nyaman dengan profesinya, meski berjalan kaki dari Bulukumba ke Sinjai bahkan sampai ke Gowa.
Abung mengaku, roti yang dijualnya milik salah satu perusahan rumahan yang ada di Bulukumba, ia membelinya, lalu dijual kembali.
“Roti yang saya jual ini, saya beli, dengan harga bervariasi, mulai dari harga Rp 1.500 sampai dengan harga Rp 3.000,” ucapnya pada saat di konfirmasi, Rabu (20/11/2024).
Lebih lanjut, Abung mengatakan bahwa untung dari hasil jualannya itu tidak seberapa.
“Untungnya tidak banyak, biasanya ketika jualan saya habis itu capai Rp 150 ribu,” ucapnya.
Meski tidak seberapa keuntungannya, Abung sudah senang dengan profesinya.
“Ya, walaupun sedikit saya harus syukuri, yang jelas halal, karna ini sudah menjadi profesi saya,” katanya.
Pria asal Sunda, Pelabuhan Ratu Sukabumi ini mengaku sudah ada di Bulukumba sejak Tahun 1990.
Namun sejak 3 tahun belakang ini, ia sering sakit-sakitan.
Abung setiap harinya ia sudah meninggalkan rumah usai sholat Subuh untuk berjualan dan pulang tidak menentu, tergantung habisnya roti yang dijualnya.
“Kalau pulang tidak menentu. Tergantung kalau jualan saya sudah habis, bahkan biasa bermalam diperjalanan,” ucapnya.
Meski demikian, ia bersyukur masih bisa menafkahi keluarga meski hanya berjualan roti keliling.
“Kita bersyukur saja, masih bisa makan saat ini,” tutupnya
Komentar