SINJAI, Jendela Satu— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai tinjau jembatan rawan ambruk di Dusun Bilalang, Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Rabu (22/01/2025).
Analis Kebencanaan BPBD Sinjai, Andi Octave mengatakan jembatan tersebut amblas dan berlubang sedalam 14 Meter, panjang 350 cm, dan lebar 150 cm.
Hal tersebut dikarenakan curah hujan yang tinggi menyebabkan struktur abutmen jembatan jadi amblas.
“Meski kondisi seperti ini jembatan ini masih bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” tulis Andi Octave.
Diketahui bahwa jembatan ini adalah menghubungkan antara Desa Songing dengan Desa Puncak.
Andi Octave mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke BNPB dan BPBD Sulsel.
“Kami sudah laporkan kejadian ini untuk sementara penanganan darurat dengan menutup lubang yg terbuka agar tidak bertambah parah jikalau terjadi hujan deras,” ujarnya.
Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Sebelumnya, Babinsa Desa Puncak, Koptu Jonhy memberikan tanda pada jembatan yang jebol.
“Kami memberikan tanda agar pengendara roda dua dan roda empat tetap berhati-hati ketika melintas dijalan ini,” ucapnya pada Jendela Satu.
Jembatan tersebut sangat beresiko dan berbahaya jika muatannya terlalu berat saat melewati lintasan itu.
Terpisah, Basir (37) mengatakan bahwa jembatan tersebut sangat membahayakan pengguna yang melintas.
“Itu sangat membahayakan, apalagi jebolannya sudah sampai di cincin badan jembatan,” ucapnya.
Apalagi kata Basir bahwa jika tidak ada perhatian dari pemerintah setempat dan dinas terkait, jembatan tersebut nantinya akan ambruk.
“Bukan hanya retak, tetapi dasar tanggul didekat pondasi Jembatan berlubang atau jebol. Kami takutnya, pondasi itu goyang dan berpotensi jembatan ambruk,” tambahnya.
Basir mengaku bahwa dirinya pernah melakukan kerja bakti bersama masyarakat lainnya untuk menutupi lubang pada jembatan tersebut.
“Sudah kami timbun namun sekarang lubangnya semakin luas dan dalam sehingga masyarakat sulit untuk mengambil timbungan lagi,” lanjutnya.
Komentar