MALANG, Jendela Satu— Tragedi di Kanjuruhan Malang menelan banyak korban. Diketahui, Tragedi itu terjadi pasca laga lanjutan Liga 1 2022 ” Derby Jawa Timur” antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sabtu (01/10/2022).
Dalam laga tersebut, Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya (2-3), akhirnya para suporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya langsung mengamuk usai pertandingan.
Para suporter Aremania menerobos masuk di Lapangan dan bentrok dengan pihak keamanan. Sampai saat ini, diketahui korban yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 130 orang, 20 orang dalam keadaan kritis, dan 191 orang mengalami luka-luka.
Insiden ini menuai tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya datang dari Najwa Shihab.
Najwa Shihab melalui akun media sosialnya ( Instagram), ia mengatakan satu nyawa pun sudah terlalu banyak, sudah amat sangat banyak. apalagi. Evaluasi, evaluasi, evaluasi. Klise? Jelas klise kalau evaluasinya cuma di permukaan.
“Satu nyawa pun sudah terlalu banyak, sudah amat sangat banyak. apalagi. Evaluasi, evaluasi, evaluasi. Klise? Jelas klise kalau evaluasinya cuma di permukaan, ”
“Apalagi kalau direaksi hanya dengan liga berhenti sesaat, lalu berlanjut seperti sedia kala, seakan semuanya baik-baik saja, hanya karena sudah mengeluarkan sanksi, sanksi, dan sanksi, ” ucapnya, (02/10/2022).
Tidak ada evaluasi jika responsnya hanya menyalahkan dan menghukum mereka yang paling rentan, sama sekali tidak menyentuh mereka yang punya kewenangan, dan berakhir hanya dengan semata ucapan belasungkawa.
“Tidak ada evaluasi jika responsnya hanya menyalahkan dan menghukum mereka yang paling rentan, sama sekali tidak menyentuh mereka yang punya kewenangan, dan berakhir hanya dengan semata ucapan belasungkawa, ” tambahnya.
Ratusan nyawa yang hilang ini tragedi luar biasa besar. Ini bukan lagi tragedi bagi sepakbola Indonesia, ini sudah tragedi bagi bangsa Indonesia. Langkah-langkah luar biasa mutlak dilakukan oleh semua otoritas tertinggi di negeri ini untuk menghukum yang bersalah, merombak yang memang harus dirombak.
“Kalimat “ini tanggung jawab bersama” artinya tidak ada yang bertanggung jawab. Menyiratkan keinginan lepas tangan. Jadi mari kita kawal sama-sama. Tragedi ini wajib diusut tuntas. Duka saya untuk semua korban di kanjuruhan. Hati dan perasaan saya bersama semua keluarga yang kehilangan,” pungkasnya.
Komentar