Jendela Satu— Puluhan ribu warga Yunani turun ke jalan buntut insiden kecelakaan kereta api paling mematikan di negara itu. Rabu, (08/03/2023).
Menurut laporan Reuters, setidaknya 57 penumpang meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut.
Seperti diketahui, kecelakaan itu terjadi pada 28 Februari lalu dan saat ini telah memicu kemarahan publik. Warga Yunani melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut pertanggungjawaban dari peristiwa yang merenggut banyak korban itu.
Dalam aksi demonstrasi yang pernah dihadapi pemerintah sejak terpilih pada tahun 2019, demonstrasi inilah yang memecahkan rekor pengunjuk rasa terbesar di Yunani.
Polisi memperkirakan massa lebih dari 60.000 orang diantaranya terdiri dari pekerja transportasi, pelajar, dan guru. Mereka turut serta dalam demonstrasi di berbagai kota di Yunani.
Tidak hanya itu, lebih dari 40.000 orang berbaris menuju parlemen di pusat kota Athena, meneriakkan “Pembunuh!” dan “kita semua berada dalam satu gerbong”.
Para pekerja yang tergabung dalam peserta aksi mengungkapkan bahwa peristiwa mengenaskan itu disebabkan pengabaian selama bertahun-tahun.
“Pengabaian selama bertahun-tahun, kurangnya investasi dan kekurangan staf – warisan dari krisis utang Yunani selama satu dekade – adalah penyebabnya,” pungkasnya seperti dikutip dari Reuters Kamis, (09/03/2023).
Kekerasan sempat terjadi ketika sekelompok pengunjuk rasa bentrok dengan polisi anti huru-hara, yang menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa.
Para pengunjuk rasa melemparkan bom bensin ke depan parlemen dan membakar sebuah mobil van dan tempat sampah.
Komentar