SINJAI, Jendela Satu— Masalah infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Daerah terutama untuk memperbaiki Akses Jalan di Delapan Kecamatan dari Sembilan Kecamatan yang ada di Kabupaten Sinjai.
Meski sempat mendapat pinjaman 100 Miliar dari dana PEN tahun 2020 untuk membangun jalan dan jembatan, namun anggaran tersebut tidak mampu mencakup keseluruhan perbaikan akses jalan terutama daerah terpencil atau Daerah Pedalaman.
Dari data Dinas PUPR Sinjai, tercatat 24,8 persen jalan masuk kategori rusak berat dengan panjang 311,8040 kilometer dari total jalan 1256.9120 kilometer. Selebihnya, dalam kondisi baik, sedang dan rusak ringan.
Panjang jalan di Kabupaten Sinjai yang mencapai ribuan kilometer itu, untuk jalan Hotmix dalam kondisi baik sekitar 477.7380 kilometer dari total 632.6760 kilometer.
Selebihnya, dalam kondisi keadaan sedang 84.6680 kilometer, rusak ringan 63.7900 kilometer dan rusak berat 6.4800 kilometer.
Selanjutnya, jalan beton yang totalnya mencapai 346.6330 kilometer, kondisi baik sepanjang 67.8510 kilometer dan dalam keadaan sedang 102.0420 kilometer, keadaan rusak ringan 136.0650 serta rusak berat capai 346.6330.
Sementara, untuk jalan Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN) yang jumlahnya 15.7640 kilometer, kondisi baik 3.4000 kilometer, rusak ringan 7.2040 kilometer dan rusak berat mencapai 5.1600 kilometer tanpa ada rusak ringan.
Selain itu, jalan dengan kondisi kerikil yang totalnya 222.9470 kilometer hampir keseluruhan mengalami rusak berat dengan panjang jalan 220.5970 kilometer dan rusak ringan hanya 2.3500 kilometer.
Dari sekian jenis jalan dengan kondisi baik hingga rusak berat, ternyata masih ada jalan tanah di Kabupaten Sinjai belum pernah tersentuh aspal hingga mencapai 38.8920 kilometer.
Meski tahun ini pembangunan ruas jalan mengalami peningkatan dan berkurangnya jalan rusak dibandingkan tahun 2022 lalu namun persentase ruas jalan di Kabupaten Sinjai jauh dari kata pemerataan pembangunan.
Komentar