oleh

Rakor Inflasi Minggu Pertama Juli, Sulsel Masuk 10 Daerah Tingkat Inflasi Terendah

Editor:

SINJAI, Jendela Satu— Mengawali Juli 2024, Pemerintah Kabupaten Sinjai kembali mengikuti rapat koodinasi pengendalian inflasi daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Senin (08/07/2024).

Rakor inflasi yang dipimpin Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir ini, diikuti Pemkab Sinjai secara virtual, di Command Centre Rujab Sinjai.

Hadir mengikuti rakor inflasi ini Sekretaris Daerah Sinjai Andi Jefrianto Asapa didampingi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Andi Tenri Rawe Baso, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Sosial, dan beberapa pihak terkait lainnya.

Baca Juga:  AMK Sinjai Anggap Muscam DPK KNPI Bulupoddo Langgar Aturan Organisasi

Rakor ini dilakukan untuk mendengarkan tingkat inflasi dan indeks perkembangan harga di minggu pertama juli 2024 ini.

Sebelumnya disampaikan Pemkab, tingkat inflasi Sinjai sendiri masih berada dikategori cukup terkendali yakni sekira 2,48 persen.

Terkendalinya inflasi di Sinjai ini, menjadikan Sulawesi Selatan sebagai satu dari sepuluh daerah dengan tingkat inflasi terendah dibandingkan Provinsi lain hingga awal Juli 2024 ini.

Baca Juga:  Sebuah Rumah Kayu di Bulupoddo Sinjai Terbakar

“Untuk tingkat inflasi kabupaten Sinjai pasca Iduladha menurut hasil perhitungan BPS masih tetap sama dikisaran 2,48 persen jadi tidak ada sesuatu yang meningkat,” ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab A. Ilham Abubakar saat ditemui pada akhir Juni lalu.

Sejauh ini Pemerintah Pusat yang mempunyai tupoksi mengendalikan inflasi di daerah terus memantau perkembangan inflasi lewat pengendalian stok dan harga pangan seperti beras, telur, cabai, ayam, bawang merah, bawang putih, minyak goreng dan beberapa komoditi lainnya.

Baca Juga:  Awas! Banyak Ular Mulai Bermunculan di Kawasan Kota Sinjai

Dari rapat ini diketahui beberapa komoditi mengalami deflasi seperti minyak goreng premium sementara beberapa lainnya mengalami inflasi namun tidak signifikan jika dilihat secara nasional.

Lewat rakor ini, seluruh daerah diharapkan dapat melakukan upaya antisipatif, mulai dari perluasan areal tanaman, optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, padi gogo hingga penanganan pupuk subisidi.

Komentar