oleh

Gegara Jalan Rusak Warga di Sinjai Barat Tandu Jenazah Pakai Sarung dan Bambu Sejauh 2 KM

Editor:

SINJAI, Jendela Satu— Warga di Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa menandu jenazah sejauh dua kilo meter gegara jalan rusak.

Tapatnya di Dusun Tonrong, Desa Terasa, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai menandu jenaza Nurhahaeda, Minggu (11/05/2025) jam 20:00 Wita.

Mereka manandu secara manual dengan menggunakan sarung yang diikatkan pada bambu menuju rumah duka.

Hal ini disebabkan gegara akses jalan yang rusak parah.

Akibatnya, roda 4 tidak bisa mengakses jalan tersebut.

Hal ini menarik simpati warga setelah vidio berdurasi 15 detik viral di media sosial.

Baca Juga:  Ini Sosok Dibalik Nuratiqah Sukses Terbitkan Buku Perjuangan Perempuan

Dalam video tersebut sejumlah warga membawa jenazah dengan tandu dari bambu dan sarung menuju rumah duka melewati jalan rusak berlumpur viral di media sosial.

Peristiwa itu disebut terjadi di pelosok desa di Kecamatan Sinjai Barat.

Mereka terlihat berjalan hati-hati di jalanan yang berlumpur.

Sisi kanan dan kiri jalan tersebut terlihat masih berlapiskan tanah.

Sambil mengiringi jenazah, keluarga duka hanya bisa meneteskan air mata
mobil tidak bisa masuk, harus pakai sarung digendong.

Baca Juga:  Menyambut HUT RI Ke-79, Warga Desa Terasa Bersama KKN UIN Alauddin Makassar Laksanakan Gotong Royong

“Beginilah jalan kami,” ucap keluarga korban, syahril.

Lebih lanjut, Syahril mengatakan bahwa jalan yang licin sehingga mobil ambulance dari Makassar tidak bisa sampai ke rumah duka terpaksa di tandu dan telah sampai di rumah duka.

“Karena jalanan licin jadi mobil ambulance dari Makassar tidak bisa sampai kerumahnya,” kata Syahril.

Syahril mengatakan bahwa bahwa dirinya bersama warga setempat menandu mayat keluarganya sekitar 2 jam.

“Mau bagaimana lagi, kami bergantian dan menandu keluarga kami sekitar 2 jam sampai dirumahnya.

Baca Juga:  Kendala Cuaca Ekstrim, BPBD Tunda Pencarian Nelayan yang Hilang di Pulau Sembilan

Terpisah, Syamsul, peristiwa ini bukan pertama kali terjadi di Desanya.

“Sebelumnya juga pernah terjadi seperti ini, ambulance mencoba masuk tapi harus berhenti di tengah jalan, karna infrakstruktur jalan yang tidak memungkingkan,” ucapnya.

Syamsul menjelaskan bahwa, Nurhahaeda setelah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Makassar.

Nurhahaeda meninggal dunia karena penyakit kanker serviks dan difonis oleh dokter sejak beberapa bulan terakhir dan telah meninggal dunia pada Minggu 11 Mei 2025 sekitar pukul 12:00 siang.

Komentar