oleh

Mahasiswa KKN Unhas Gelar Pelatihan Proposal Digital untuk Kelompok Tani di Desa Tompobulu ‎

Editor:

BANTAENG, Jendela Satu— Mahasiswa KKN Tematik Gelombang 114 Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas)  secara resmi menggelar seminar pelatihan pembuatan proposal digital bagi kelompok tani.

Kegiatan tersebut digelar di Desa Balumbung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

‎Kegiatan ini bukan sekadar presentasi, melainkan bagian dari realisasi program kerja yang mendukung penguatan kemampuan administratif melalui teknologi digital.

‎Acara dibuka dengan penyampaian materi teknis penulisan proposal digital: struktur dasar, penggunaan template online, format penyusunan anggaran, serta tata cara pengiriman via email atau platform resmi.

Mahasiswa kemudian memandu peserta dalam sesi review contoh proposal yang telah dibuat, memberikan saran konkret untuk memperbaiki struktur, penjelasan teknis, serta tata bahasa agar dokumen lebih profesional dan persuasif.

‎Memperhatikan Hal yang Perlu Diperhatikan setelah review, peserta aktif mengikuti sesi diskusi yang membahas berbagai poin kritis dalam penulisan proposal, termasuk:

‎Pemilihan judul dan deskripsi yang tepat

‎Format tabel anggaran yang informatif dan transparan

‎Penyesuaian gaya penulisan agar sesuai standar dinas

‎Praktik pengarsipan dan pengiriman digital

‎Tahapan ini membangun dialog dua arah yang memperkaya wawasan petani dan memastikan proposal yang dibuat sesuai syarat administrasi.

‎Seorang penyuluh pertanian hadir dan menyampaikan apresiasi atas keterampilan yang mulai dibangun

‎“Kalau ada petani yang dapat membuat proposal sendiri itu enak sekali penyuluhnya. Tidak membebankan lagi ke PPL‑nya, biasanya dinamakan petani milenial,” ucapnya.

Ungkapan ini mencerminkan harapan kuat bahwa keterampilan administratif berbasis digital dapat menciptakan generasi petani modern yang kian mandiri.

‎Seminar ini langsung memberikan dampak. Petani kini memiliki bekal untuk membuat dan mengirim proposal sendiri tanpa tergantung pada PPL.

Melalui review dan diskusi yang komprehensif, proposal mereka menjadi lebih valid dan sesuai dengan syarat pengajuan bantuan.

Bagi Penyuluh Pertanian Lapangan, beban administratif menjadi berkurang sehingga mereka bisa fokus ke pendampingan teknis lainnya. Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa petani juga bisa menjadi penggerak perubahan digital di lingkungannya.

‎Antusiasme dari warga, kelompok tani, dan aparat desa cukup tinggi. Kegiatan ini juga memupuk sinergi antara mahasiswa, petani, dan pihak pemerintahan desa.

Kepala Desa Balumbung berharap keberlanjutan pelatihan seperti ini dapat memperkuat kapasitas masyarakat secara jangka panjang, dan menjadi model pemberdayaan di desa-desa lainnya.

Seminar penulisan proposal digital oleh mahasiswa KKN 114 Unhas di Desa Balumbung berhasil menjadi lebih dari sekadar pelatihan; ia menjadi bukti nyata integrasi teknologi dalam penguatan petani administratif.

Dengan materi yang aplikatif, review langsung, dan diskusi mendalam, program ini mengantarkan kelompok tani menuju era baru: produktif, profesional, dan mandiri secara digital dan administratif.

Komentar