oleh

Aktivis Akan Demo BPS Sinjai dan Layangkan Mosi Tak Percaya

Editor:

SINJAI, Jendela Satu— Rilis data tempat peribadatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sinjai, menuai kontroversial.

Data yang dirilis BPS Sinjai pada Katalog ‘Kabupaten Sinjai Dalam Angka Sinjai Regency In Figures 2023’ dianggap salah.

Bahkan Kepala BPS Sinjai, Arif Miftahuddin, yang dirilis pihaknya itu mengakui salah dan membut kegaduhan di kalangan masyarakat.

Namun Arif menganggap bahwa hal itu hanya menjadi kekeliruan yang sedikit.

Menanggapi hal itu, sejumlah aktivis di Kabupaten Sinjai, melakukan konsolidasi terkait isu kegaduhan data dari BPS Kabupaten Sinjai.

Salah satuhnya, Wahyu Pandawa, mengatakan dirinya bersama beberapa perwakilan aktivis sementara melakukan konsolidasi.

“Kami sementara melakukan rapat konsolidasi bersama teman-teman aktivis lainya terkait rencana aksi demonstrasi di kantor BPS Sinjai,” katanya.

Baca Juga:  Polres Bulukumba Ringkus Warga Sinjai Gegara Curi Mesin Pemecah Batu, Dinamo Hingga Timbangan

Bahkan pihaknya melayangkan mosi tak percaya kepada BPS Sinjai.

“Kami layangkan mosi tidak percaya serta adanya dugaan praktik kejahatan jika data tersebut disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

HMI Cabang Sinjai Sorot BPS Sinjai

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai, mendapat sorotan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sinjai.

Sorotan itu dilayangkan oleh HMI karena  Jumlah tempat peribadatan tahun 2022 yang dikeluarkan oleh BPS Sinjai, dianggap salah.

Pasalnya, data yang dirilis BPS Sinjai yakni tempat peribadatan khusunya gereja mencapai 125.

Jumlah itu menurut HMI Sinjai, tidak masuk akal. Bahkan karena rilis data itu, membuat kegaduhan di kalangan masyarakat Sinjai.

Menurut HMI Cabang Sinjai, data yang dikeluarkan oleh BPS Sinjai, terkait jumlah tempat peribadatan sangat fatal.

Baca Juga:  2 Korban Perang Kelompok Menggunakan Busur di Sinjai Selatan Ternyata Anak Dibawah Umur

“Data yang telah di publikasikan sehingga membuat kegaduhan di tengah masyarakat itu sangat fatal. Data yang di publikasikan oleh BPS tidak sesuai dengan fakta, artinya data itu tidak benar sehingga kedepan masyarakat akan meragukan data yang dipublikasikan oleh BPS,” kata PTKP HMI Cabang Sinjai Israndi menurutnya.

Sementara Itu, Kepala BPS Sinjai, Arif Miftahuddin, terdapat kesalahan penginputan data pada buku Kabupaten Sinjai dalam Angka tahun 2023 yang merupakan hasil pendataan tahun 2022.

“Terjadi kesalahan pada saat penginputan. Harusnya jumlah Mushollah 125, dan yang terinput itu jumlah Gereja,” kata Arif saat Konfrensi Pers di Kantor BPS Sinjai, Jalan Persatuan Raya. Selasa, (4/07/2023), malam.

Arif, bilang penginputan data jumlah tempat peribadatan di Sinjai itu merupakan kesalahan.

Baca Juga:  Asosiasi IUMKM Indonesia Aku Mandiri Bone Buka Open Donasi Untuk Korban Kebakaran di Panyula

“Sebelum diinput, data itu melalui 3 tahapan, namun juga terjadi kesalahan,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah data yang diinput yang menuai polemik di kalangan masyarakat dan organisasi Islam itu fatal atau tidak, Arif menjawab, tidak fatal.

“Itu tidak, itu hanya kekeliruan sedikit,” singkatnya.

Meski menjawab tidak fatal, namun Arif mengakui penginputan data itu membut kegaduhan di kalangan masyarakat.

“Tidak fatal, tapi membut kegaduhan,” tambahnya.

Saat ditanya lagi apa yang akan dilakukan Arif, saat kegaduhan di kalangan masyarakat karena penginputan data oleh pihaknya salah, Arif menjawab, akan melakukan kunjungan  silaturahmi ke tokoh agama Islam.

“Saya akui ada kegaduhan dan polemik di kalangan masyarakat Sinjai, makanya saya juga berfikir akan melakukan silaturahmi ke tokoh agama,” kuncinya.

Komentar