oleh

Begini Tanggapan Anak Rantau Jika Tambang Emas Dikelola di Sinjai

Editor:

SINJAI, Jendela Satu— Beberapa hari terakhir, isu tambang menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat terutama di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal ini muncul setelah rencana eksploitasi tambang oleh PT Trinusa Resource menjadi perbincangan hangat di bumi panrita kitta.

Selain dari itu, hal ini ditandai dengan adanya Izin Usaha Perusahan (IUP) tambang emas yang akan beroperasi di Kabupaten Sinjai meliputi 4 Kecamatan diantaranya, Kecamatan Bulupoddo, Sinjai Barat, Sinjai Tengah dan Kecamatan Sinjai Selatan.

Isu tersebut menuai sorotan dari anak rantau asal Sinjai, A. Amri Saiful.

Baca Juga:  Ternyata Ini Motif Pelaku Tega Bunuh IRT Didepan Suami dan Anaknya

“Kami melihat langsung dampak yang terjadi di tanah rantau, bahwa ekosistem alam akan rusak meski melakukan penataan kembali,” ucapnya.

Sebagai anak daerah yang kini bekerja sebagai surveyor di kawasan industri Morowali, Amri mengatakan bahwa jika hal tersebut betul terjadi maka baiknya perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.

“Tak sedikit putra dan putri daerah yang keluar daerah merantau, ia terjun langsung dilapangan sesuai keahliannya, namun hampir semua mengatakan bahwa itu berdampak buruk terhadap okosistem alam,” katanya.

Baca Juga:  Kampus IAIM Sinjai Soroti Kinerja PDAM

Dikatakan, Amri bahwa menolak tambang padahal bekerja di industri tambang menjadi hal yang tidak sepantasnya.

“Justru karena saya bekerja di industri itulah saya tahu risiko dan dampaknya jika tidak dijalankan dengan transparansi dan tanggung jawab. Saya tidak ingin tanah kelahiran kami mengalami kerusakan,” bebernya.

Dijelaskan Amri, Bahwa jika kawasan- kawasan yang akan ditambang adalah tempat ribuan orang menggantungkan hidup pada kesuburan tanah dan keseimbangan iklim mikro.

“Jika tambang masuk, bukan hanya lingkungan yang rusak tapi petani kehilangan lahan, sumber air tercemar, dan ekosistem hancur,” tambahnya.

Baca Juga:  Pastikan Berjalan Lancar, Komandan Brimob Bone Pantau Pilkades Serentak di Sinjai

“Alih-alih menggantungkan masa depan pada emas di perut bumi, Sinjai memiliki kekayaan lain yang lebih lestari dan memberdayakan. Sektor pertanian, perikanan, kehutanan sosial, dan ekowisata berbasis budaya belum dikelola maksimal,” tuturnya.

Mengorbankan tanah dan air demi tambang emas adalah keputusan jangka pendek dengan konsekuensi panjang.

“Tambang seharusnya bukan pilihan pertama, melainkan opsi terakhir. Dan saat ini, Sinjai belum kehabisan cara untuk maju tanpa menggali tanahnya hingga habis,” tutupnya.

.

Komentar