SINJAI, Jendela Satu— Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan alat canggih yang fungsinya hampir sama dengan alat bantu nafas mekanik ventilator.
Alat ini diperlukan terutama pada bayi lahir yang memiliki masalah pernapasan, seperti sleep apnea dan dirawat di ruang perinatologi.
Namun, alat CPAP ini sangat terbatas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Saking terbatasnya, 1 pasien bayi, meninggal dunia di RSUD Sinjai. Hal ini terungkap setelah viralnya sebuah chat berantai di Grub Grub WhatsApp.
Dalam chat berantai tersebut, mengungkapkan bahwa, adanya pasien meninggal dunia di RSUD Sinjai, karena kelalaian petugas.
Sementara itu, Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, Drg. A. Fatmawaty Yusuf, menjelaskan kronologi insiden yang membuat seorang pasien meninggal dunia di RSUD Sinjai.
Drg. A. Fatmawaty, mengatakan pasien masuk itu di ruang perawatan bayi jam 10 dengan kondisi bayi kembar. Bayi yang pertama beratnya 1420 gram dan bayi kedua 1650 gram.
“2 bayi itu butuh CPAP tapi CPAP dirumah sakit terpakai semua. Akhirnya instruksi rujuk keluarga pasien minta di Rumah Sakit Pelamonia,” katanya saat dikonfirmasi. Sabtu, (16/04/2022).
Tapi setelah 7 jam kata Drg. A. Fatmawaty, baru ada jawaban dari rumah sakit Plamonia bahwa tidak bisa diterima. Keluarga pasien minta lagi di Rumah Sakit Yasin di Bone namun ditolak.
“Kemudian Rumah Sakit ketiga di Bulukumba ditolak juga, selanjutnya Rumah Sakit keempat Pancaitana dan ditolak juga. Jadi ini proses rujukannya yang panjang tapi tidak ada rumah sakit yang mau menerima dengan alasan CPAP nya terpakai semua juga,” ungkapnya
Akhirnya diterima di Rumah Sakit Tenriawaru, tapi sebelum diterima, bayi yang beratnya 1420 gram itu sudah meninggal di RSUD Sinjai.
“Sementara bayi yang beratnya 1650 gram sekarang berada di Rumah Sakit Tenri Waru dan sedang dalam penanganan dan sudah ada kemajuan,” ujarnya.
Lanjut Drg. A. Fatmawaty, mengungkapkan dokter spesialis tidak standby karena hari libur. Meski begitu ada dokter keperawatan yang standby.
“Jadi ini bukan masalah dokternya tapi CPAPnya meskipun ada dokternya kalau tidak ada CPAP nya juga tidak bisa. CPAP yang ada di RSUD itu berjumlah 2 unit. Sedangkan yang 2 unit itu juga digunakan ke pasien lain,” pungkasnya.
Komentar