oleh

Opini: Islam di Era Digital

Editor:

OPINI, Jendela Satu- Islam adalah agama rahamatan lil alamin, agama sempurna, dan agama yang dianut mayoritas manusia di seluruh dunia.

Melalui perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat, hingga islam bisa sampai ke kita semua, khalifah yang bertugas selanjutnya.

Sebagai Khalifah, kita harus menyambung lidah-lidah nabi dan para sahabat untuk menyeru kepada kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Menyampaikan bahwa Islam adalah satu-satunya pilihan, yang akan membawa kita pada keselamatan.

Dijelaskan dalam sejarah Islam bahwa berkali-kali Rasulullah harus mendapat penolakan ketika berdakwah, bahkan pernah dilempari kotoran ketika sedang melaksanakan sholat.

Disamping itu juga, berkali- kali kaum quraisy menghalangi Rasulullah dalam menyebarkan risalah islam. Hingga pada akhirnya Islam berjaya, sesuai dengan firman Allah swt, dalam surah Muhammad ayat 7 yang berbunyi “wahai orang-orang yang beriman! Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar, Kemenangan Islam pasti akan turun”.

Sekarang zaman sudah berubah, pola kita perjuangkan agama tercinta juga sudah harus berbeda, tantangan sekarang yang kita hadapi adalah zaman yang terus berkembang.

Memang tidak sesulit Rasulullah dalam berdakwah, hanya tugas kita menepis Informasi-informasi yang tidak benar, dan menyeru kepada hal kebaikan sesuai yang tertera dalam kitab suci Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah.

Baca Juga:  Kapolri Terjunkan 945 Personel dan 6 Anjing Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Semeru

Menyeru pada kebenaran dalam hal ini adalah berdakwah. Dakwah merupakan tugas seluruh umat yang mengaku muslim di seluruh penjuru dunia. Di zaman modern seperti ini bukanlah alasan untuk untuk tidak menyampaikan, walau satu ayat. Perlu kita ketahui bahwa media sosial bukan sekedar hiburan, akan tetapi juga merupakan media untuk menyebarkan ayat-ayat Tuhan yang maha esa.

Seperti sejarah dakwah yang menggambarkan bahwa dakwah yang di lakukan oleh walisongo  di jawa sangatlah berhasil. Para wali tersebut mampu mengislamkan banyak orang sepanjang pesisir pantai utara jawa dalam kurang waktu dari lima puluh tahun.

Bagaimana itu bisa? metode dakwah yang di pakai walisongo dalam berdakwah bukanlah menjadi rahasia lagi. Mereka berdakwah  tanpa merombak tradisi yang sudah menjadi tradisi yg mengakar pada masyarakat. Mereka juga berdakwah dengan cara bijaksana seperti dakwah yang melalui media dan budaya.

Tentu saja menjadikan agama sebagai instrumen untuk meraih kekuasaan atau akumulasi kapital, akan mendegradasi nilai agama itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa, hal inilah yang semakin menyebabkan kemunduran, menghambat proses demokratisasi yang substansial dan mencegah kaum Muslim mewujudkan cita-cita lahirnya umat yang modern.

Baca Juga:  Jaga Kebugaran Jasmani, Kapolres Sinjai Gelar Olahraga

Menurut Ustadz Taufiq Affandi dalam seminar yang bertema peran media sebagai Sarana dakwah dan upaya memdidik masyarakat di era modern yang diselenggarakan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam UNIDA Gontor  menyatakan bahwa, pertama perdalam kedekatan dengan Allah.

Jangan sampai karena kita asyik di media sosial untuk niat berdakwah, kita malah lupa membangun kedekatan dengan Allah. Sesibuk apapun di medsos, sholat jamaah harus tepat waktu di masjid, dan perbanyak pula ibadah sunnah seperti Dhuha, Tahajjud, Sedekah dll.kedua pahami apa kebutuhan ummat.

Jika kita dapat mengerti apa yang menjadi kebutuhan ummat, kita dapat menyampaikan dakwah yang sesuai dengan apa yang menjadi keresahan mereka. Ketiga tetapkan tujuan yang jelas.

Meskipun dalam poin pertama di atas kita berusaha mengetahui kebutuhan ummat, sebagai seorang dai harus tetap memiliki tujuan yang jelas, agar tidak terombang ambing. Keempat, perbanyak silaturahim. Dengan banyak silaturahim, maka ilmu dan wawasan kita akan dapat bertambah, sehingga pesan dakwah kita akan dapat lebih baik lagi.

Kelima perbanyak membaca. Terutama, bacalah kisah-kisah para ulama terdahulu. Meskipun saat itu mereka belum menggunakan media sosial untuk berdakwah, namun berbagai prinsip-prinsip utama dalam berdakwah ke masyarakat tetap sangat relevan.

Baca Juga:  Anggota Paskibra Sinjai Mulai Jalani Latihan

Keenam mulailah dari yang terdekat. Allah sudah menegaskan agar kita melindungi diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Dakwah dengan Media Sosial seringkali membuat pesan kita terdengar oleh orang-orang yang jauh.

Itu bagus. Namun, jangan lupakan orang-orang yang terdekat dari kita. Ketujuh bersabar. Ada banyak cobaan, tantangan, rintangan, halangan, dan godaan dalam berdakwah dengan media sosial. Terkadang cobaan itu berbentuk sesuatu yang panit. Namun kadang cobaan itu tampak dalam sesuatu yang manis. Bersabarlah, jangan menyerah, ambil pelajaran, mintalah nasehat pada guru dan orang terdekat, serta introspeksi diri.

Dari berbagai cara tersebut, juga dibutuhkan kesadaran oleh para kaum Muslim bahwa berdakwah adalah suatu kewajiban, yang harus dilakukan secara istiqamah, harus ikhlas, taqwa dan optimis. Kalau kita melakukan dakwah dari hati pasti akan sampai ke hati juga. Semoga islam akan terus berjaya dengan kesadaran kita semua.

Penulis: Armansyah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIM Sinjai

Opini ini diluar tanggung jawab Redaksi

Komentar