oleh

Disorot HMI Soal Data Jumlah Gereja, BPS Sinjai Klaim Bukan Kesalahan Fatal: Hanya Kekeliruan Sedikit

Editor:

SINJAI, Jendela Satu— Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai, mendapat sorotan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sinjai.

Sorotan itu dilayangkan oleh HMI karena  Jumlah tempat peribadatan tahun 2022 yang dikeluarkan oleh BPS Sinjai, dianggap salah.

Pasalnya, data yang dirilis BPS Sinjai yakni tempat peribadatan khusunya gereja mencapai 125.

Jumlah itu menurut HMI Sinjai, tidak masuk akal. Bahkan karena rilis data itu, membuat kegaduhan di kalangan masyarakat Sinjai.

Menurut HMI Cabang Sinjai, data yang dikeluarkan oleh BPS Sinjai, terkait jumlah tempat peribadatan sangat fatal.

Baca Juga:  Pemuda di Sinjai Adu 'Mekanik' Dengan Balapan Lari

“Data yang telah di publikasikan sehingga membuat kegaduhan di tengah masyarakat itu sangat fatal. Data yang di publikasikan oleh BPS tidak sesuai dengan fakta, artinya data itu tidak benar sehingga kedepan masyarakat akan meragukan data yang dipublikasikan oleh BPS,” kata PTKP HMI Cabang Sinjai Israndi menurutnya.

Data yang dikeluarkan BPS Sinjai

Sementara Itu, Kepala BPS Sinjai, Arif Miftahuddin, terdapat kesalahan penginputan data pada buku Kabupaten Sinjai dalam Angka tahun 2023 yang merupakan hasil pendataan tahun 2022.

Baca Juga:  Pembangunan Irigasi Lamole Rugikan Warga, Aktivis Ancam Demo PUPR Sinjai

“Terjadi kesalahan pada saat penginputan. Harusnya jumlah Mushollah 125, dan yang terinput itu jumlah Gereja,” kata Arif saat Konfrensi Pers di Kantor BPS Sinjai, Jalan Persatuan Raya. Selasa, (4/07/2023), malam.

Arif, bilang penginputan data jumlah tempat peribadatan di Sinjai itu merupakan kesalahan.

“Sebelum diinput, data itu melalui 3 tahapan, namun juga terjadi kesalahan,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah data yang diinput yang menuai polemik di kalangan masyarakat dan organisasi Islam itu fatal atau tidak, Arif menjawab, tidak fatal.

Baca Juga:  Alasan Aktivis Sinjai Dukung MTP Duduk di Kursi DPR RI

“Itu tidak, itu hanya kekeliruan sedikit,” singkatnya.

Meski menjawab tidak fatal, namun Arif mengakui penginputan data itu membut kegaduhan di kalangan masyarakat.

“Tidak fatal, tapi membut kegaduhan,” tambahnya.

Saat ditanya lagi apa yang akan dilakukan Arif, saat kegaduhan di kalangan masyarakat karena penginputan data oleh pihaknya salah, Arif menjawab, akan melakukan kunjungan  silaturahmi ke tokoh agama Islam.

“Saya akui ada kegaduhan dan polemik di kalangan masyarakat Sinjai, makanya saya juga berfikir akan melakukan silaturahmi ke tokoh agama,” kuncinya.

Komentar