SINJAI, Jendela Satu— Aktivis Lingkungan kecam isu tambang di Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ia adalah Burhan SJ warga Desa Turungan Baji, Kecamatan Sinjai Barat.
Burhan SJ menganggap rencana tambang di Sinjai membawa dampak besar bagi masyarakat.
“Ketika aktivitas pertambangan beroperasi tentu akan menghasilkan bencana besar, ekosistem akan hancur, masyarakat akan terpisah dari akar budayanya, masa depan hancur dan lebih parah lagi, bencana perubahan iklim dan pemanasan global tak akan terhindarkan,” ucapnya. Jumat (14/11/2025)
Dikatakan Burhan SJ bahwa bukan soal ekonomi, ini soal oksigen dan kelangsungan bumi.
“Ketika tambang beroperasi lahan masyarakat tentu semua akan tergusur, terutama penghasil kebutuhan pokok seperti sawah dan kebun.”
“Petani akan kehilangan mata pencaharian, masyarakat tak lagi bisa menyuplai hasil pertanian untuk dimakan para pejabat yang rakus,” jelasnya.
Dikatakan Burhan SJ bahwa sebagai pemuda setempat di Sinjai Barat menyerukan secara nasional, saya mengajak seluruh aktivis lingkungan di Indonesia untuk bersatu melawan kekejaman ini.
“Sebab ini bukan soal uang, ini soal kelangsungan bumi yang sekarang jadi isu global untuk tetap menjaga ekosistem demi masa depan planet ini,” harapnya.
Negara luar sibuk menanam pohon, membangun hutan untuk bertahan hidup, sementara negara kita gila-gilaan demi uang menebang semua pohon dan mengeruk bumi.
Percayalah, jika hutan habis, pohon dibabat, uang tak bisa menggantikan oksigen. Sadarlah para perusak lingkungan, bumi bukan hanya untuk kalian saja!
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) semestinya menguji kembali izinnya, libatkan masyarakat dalam hal ini karena mereka akan jadi korban.
“Karena belum ada sejarah tambang mensejahterakan penduduk lokal. Belum ada masyarakat sejahtera hanya karena tambang beroperasi di daerahnya, justru sebaliknya mereka semua tergusur dan menderita akibat tambang,” tandasnya.





Komentar